TEORI PERKEMBANGAN ERIKSON :
TAHAPAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan Erik Erickson ini merupakan pengembeangan lanjut teori perkembangan Freud, karena tidak terbatas sampai masa genital saja dan Erikson adalah murid Freud. Perkembangan Psikososial menurut Erikson didasarkan atas prinsip Epigenetik yakni bahwa perkembangan manusia itu terbagi atas beberapa tahap dan setiap tahap mempuyai masa optimal atau masa kritis yang harus dikembangkan dan diselesaikan.
Perkembangan ini dibagi dalam beberapa tahap, sebagai berikut :
- Basic Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan vs Ketidak percayaan).
Periode perkembangan terjadi pada masa bayi (lahir hingga 12-18 bulan).Bayi mengembangkan perasaan nyaman pada suatu tempat yang baik dan aman. Perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah harapan yang akan terjadi keesokan harinya atau dikemudian hari. Pada masa tahapan ini peranan orang tua sangat di butuhkan untuk cepat tanggap dan peka terhadap setiap kejadian yang di alami si bayi. Jika si bayi sudah merasa nyaman dan aman akan memiliki rasa percaya kepada dunia luar maupun diri sendiri.
Contoh:
- Anak akan menangis saat tau dirinya tidak ada di pelukan ibunya karena ia merasa asing dengan orang yang menggendongnya.
- Anak yang sadar bahwa ibunya tidak ada disampingnya saat ia bangun tidur ia akan menangis tetapi saat ibunya menggendongnya ia akan kembali tenang, karena ia sudah merasa terbiasa dengan pelukan ibunya.
- Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu).
Periode perkembangan terjadi pada masa bermain (12-18 bulan hingga 3 tahun).Pada tahap ini menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak mempelajari apa yang diharapkan, apa kewajiban dan haknya disertai batasan-batsannya yang dikenakan pada dirinya. Sebaiknya para orang tua mampu membantu dan memberi dorongan kepada anak sesuai dengan kemampuan dan keinginan tanpa paksaan yang membuatnya tertekan.
Jika orang tua terlalu membatasi, terlalu keras memberikan hukuman atau pun terlalu melindungi anak secara berlebihan akan menimbulkan rasa malu dihadapan orang lain, seakan-akan anak tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik dan perilaku tersebut dapat menimbulkan pribadi pemalu dan ragu-ragu yang besifat menetap. Pada periode ini sebaiknya orang tua harus sering berbicara dengan anak, mananyakan pendapat anak, selalu menciptakan suasana yang menyenangkan atau memberikan nilai-nilai moral secara tidak langsung, berikan pujian jika anak melakukan sesuatu yang bersifat positif sehingga anak dapat mengembangkan dirinya dan percaya diri, dan kurangi berkata yang kurang menyenangkan.
Contoh:
- Anak menggambar pemandangan, ibu memuji anak “gambar adik bagus ya? Mau jadi pelukis ya? Hebat” dengan kata-kata tersebut dapat memotivasi anak terus berkarya.
- Anak yang senang memukul-mukul kaleng seakan- akan kaleng itu adalah drum yang ia lihat ditelevisi dan ia ingin menirunya tetapi dimarahi oleh orang tuanya. Ia akan merasa tidak mampu dan tidak berani untuk mencobanya.
- Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah).
Periode perkembangan pada masa awal anak-anak (tahun pertama pra-sekolah 3-6 tahun). Tahap ini menumbuhkan inisiatif anak pada masa awal anak masuk sekolah atau taman kanak-kanak(play group), suatu masa untuk mengembangkan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan dan tanggung jawab. Anak akan lebih kreatif dan secara fisik akan lebih seimbang maupun kejiwaannya. Ditambah lagi jika orang tua mampu memberikan dorongan dan mengasah kemampuan dalam berkreativitas atau membantu anak untuk melaksanakan tugasnya, dan jika orang tua tidak memberikan dorongan atau tidak membantu anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya ataupun orang tua terlalu keras mendidik dengan banyak hukuman saat anak sedang berusaha menunjukkan dirinya bahwa ia bisa atau pun ia ingin, maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut salah dan tidak ingin mencoba sesuatu yang baru.
Contoh:
- Saat anak melihat pensil warna tergeletak ia akan mengambilnya dan mencoret-coret tembok. Orang tua yang melihatnya langsung memberikan buku gambar agar ia tidak mencoret-coret tembok dan agar anak terbiasa menggambar di buku gambar.
- Anak senang menuru gaya penyanyi diatas panggung, dan anak senang menirunya denngan naik keatas meja. Tetapi anak tidak sadar telah mengganggu ibunya beristirahat, dan ibunnya memarahinya karena mengganggunya dengan suaranya yang dianggap ibunya kebisingan, tanpa penjelasan ibunya memarahinya. Anak akan diam dan tidak ingin mencobanya lagi dikarenakan ibunya menganggap bernyanyi adalah hal yang mengganggu ibunya.
- Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri).Periode perkembangan pada masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun- tahun sekolah, 6 tahun–pubertas). Pada masa ini berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat. Ia mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari sebab akibat dari apa yang mereka lakukan. Lebih memperhatikan apa yang trejadi disekitarnya, anak-anak berimajinasi memperoleh kemampuan 1 langkah berpikir mengkoordinasi pemikiran & idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri. Yang sangat dikhawatirkan pada tahap ini adalah jika anak tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak dapat mengembangkan dirinya anak tidak akan merasa kemampuan lebih yang dapat ia lakukan dan merasa tidak yakin atas apa yang kerjakan.
Contoh:
- Anak akan mencoba sesuatu yang ia inginkan, seperti berorganisasi dan selalu menyumbangkan ide-idenya untuk memajukan organisasi yang ia jalani.
- Anak yang selalu berdiam diri dan tidak ingin membaur dengan lingkunan baru ia tidak dapat mengembangkan dirinya seperti anak yang lain. Ia merasa dirinya tidak seperti anak-anak yang sering berkumpul atau pun berorganisasi padahal ia berhal melakukannya.
- Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran)
Periode perkembangan pada masa remaja 12 -20 tahun. Pada tahap ini remaja atau individu dapat mengenal lebih dalam tentang dirinya, sifat-sifat mereka, keinginan atau cita-cita, tujuan mereka hidup, dan lain-lain yang bersifat mengenal pribadi masing-masing. Masa ini mengembangkan perasaan identitas ego yang mantap pada kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub negatif. Erickson menegaskan bahwa ada tiga unsur yang merupakan persyaratan didalam pembentukan identitas ego, yaitu :
- Individu yang bersangkutan harus menerima atau menggangap dirinya itu sama didalam berbagai situasi pengalaman dengan teman sebayanya.
- Orang – orang disekitarnya, dalam satu lingkungan sosial harus memiliki persepsi yang sama terhadap diri individu tersebut.
- Persepsi diri individu yang bersangkutan harus memdapat uji validitas dalam pengalaman hubungan antara manusia. Jadi, identitas ego positif akan menggambarkan kemampuan pemuda – pemudi yang memahami dan menyakini tuntutan norma – norma sosial, sehingga tumbuh rasa kesetiaan.
- Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan)
Periode perkembangan pada masa awal dewasa (20-24 tahun). Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut Intimasi. Ketidak mampuan untuk masuk kedalam hubungan yang menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).
Contoh:
- Orang yang senang mengikuti organisasi kebanyakan dari mereka lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan mudah, karena ia sudah terbiasa berkomunikasi ataupun berhadapan dengan orang banyak yang menjadikan ia terbiasa berbaur dengan sesuatu hal yang baru.
- Orang yang pendiam bukan berarti tidak dapat berorganisasi tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa mencairkan suasana dalam suatu suasana, mereka takut di anggap sok kenal atau jika ingin membaur terkadang tidak tau bagaimana cara yang tepat.
- Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi).
Periode perkembangan pada masa pertengahan dewasa (sekitar 25 -50an). Masa dewasa tengah, berlangsung pada usia 25-45 tahun. Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk, ide-ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan generasi-generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi, jika pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi-fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.
Contoh:
- Seorang yang berprofesi sebagai perancang busana ia harus menambahkan atau memberikan koreksi-koreksi dari desain pakaiannya agar telihat lebih idah jika digunakan oleh pemesannya.
- Dalam acara 17 Agustus di RT-nya ia tidak ikut meramaikan acara yang diadakan 1 tahun sekali di lingkungan rumahnya, padahal jika ia mau ia bisa ikut meramaikannya.
- Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan).
Periode perkembangan pada masa akhir dewasa (60 tahunan). Masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita, harapan positif. Kehidupan baik akan merasa puas atau yang disebut integritas. Masa lalu negatif akan timbul rasa keputusasaan. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda -benda dan orang- orang, produk-produk dan ide-ide, dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan- keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Sedangkan keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis.
Contoh:
- Seorang HRD yang bekerja disuatu perusahaan tidak akan merasakarirnya atau pekerjaannya akan tamat saat ia pensiun, karena selama ia bekerja ia sudah mempersiapkan dirinya dengan membangun toko kecil-kecilan untuk usahanya jika ia sudah tidak bekerja.
- Seorang karyawan suwasta merasa was-was karena ia belum memiliki tunjangan hari tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar